ISTIQAMAH: Jurnal Ilmu Tasawuf http://jurnal.iailm.ac.id/index.php/istiqamah <p class="western" lang="en-ID">Jurnal <span lang="en-ID">Istiqamah</span> merupakan jurnal ilmiah berkala yang fokus pada kajian <span lang="en-ID">Ilmu Tasawuf</span>. Secara umum konten yang dimuat dalam tiap terbitan setahun 2 kali, <span lang="en-ID">Januari</span> – Juni dan <span lang="en-ID">Juli</span> – <span lang="en-ID">Desember</span>, menyajikan artikel-artikel dengan judul yang variatif dan progresif, sesuai dengan isu-isu perkembangan <span lang="en-ID">Ilmu Tasawuf</span> terbaru. Secara khusus bahwa tema yang dimuat dalam setiap terbitan berisi <span lang="en-ID">aspek-aspek</span> yaitu isu-isu terkait dengan ajaran, amaliah dan tokoh sufi. Atas dasar tersebut jurnal <span lang="en-ID">Istiqamah</span> memiliki fokus kajian yang sangat jelas dalam pengembangan jurnal berkala sebagai salah satu kontribusi ilmiah Program Studi <span lang="en-ID">Ilmu Tasawuf</span> di IAILM Suryalaya terhadap dunia <span lang="en-ID">tasawuf</span>. Selain itu Jurnal <span lang="en-ID">Istiqamah</span> juga menampilkan sesuatu yang beda dengan menonjolkan kajian <span lang="en-ID">tasawuf </span>di setiap volume terbitan dengan mengacu kepada visi dan misi kampus IAILM Suryalaya.</p> en-US rojaya165@gmail.com (Rojaya) Wed, 16 Aug 2023 00:00:00 +0000 OJS 3.1.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 A SUFFERENCE STUDY OF THINKING OF THE CONCEPT OF SUFFERENCE OF INSAN KamiL MUHAMMAD NAFIS AL-BANJARI IN THE AD-DURR AN-NAFIS BOOK http://jurnal.iailm.ac.id/index.php/istiqamah/article/view/502 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Kajian konsep <em>insan kamil</em> (manusia sempurna) merupakan kajian yang amat sering dibahas di dalam tasawuf. Konsep <em>insan kamil</em> yang muncul dalam dunia tasawuf abad VII H pada akhirnya berkembang dalam pemikiran Islam hingga ke-Nusantara. Karena banyak penemuan dari kitab-kitab yang ditulis oleh para sufi. Ada beberapa bukti sufi yang mengkaji tema ini adalah Muhammad Nafis Al-Banjari dalam kitabnya <em>ad-Durr an-Nafis</em> dan Abd al-Karim al-Jili dengan kitabnya <em>al-Insan al-Kamil fi Ma’rifat </em><em>al</em><em>-Awakhir wa al-Awa’il</em>. Muhammad Nafis Al-Banjari bukan pencetus pertama konsep insan kamil karena beberapa ulama sudah pernah membahas konsep <em>insan kamil</em> seperti Ibn ‘Arabi, al-Hallaj, Al-Suhrawardi, at-Tirmidzi. Dalam kitab <em>ad-Durr an-Nafis </em>mempunyai kejelasan dan cara dalam pembentukan <em>insan kamil</em> dengan nilai-nilai religius. Insan kamil dapat dibentuk jika manusia saling menghormati dan menjalankan ajaran agamanya dengan murni dan konsekuen. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman yang baik terhadap konsep Insan Kamil dari kitab <em>ad-Durr an-Nafis</em>.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Muhammad Nafis Al-Banjari, Tasawuf, Karakteristik Insan Kamil</em>.</p> Mochammad Harun Rosyid ##submission.copyrightStatement## http://jurnal.iailm.ac.id/index.php/istiqamah/article/view/502 Wed, 16 Aug 2023 00:00:00 +0000 PENGARUH TOBAT TERHADAP AKHLAK PERSPEKTIF AL-GHAZALI (450-505 H/1058-1111 M) http://jurnal.iailm.ac.id/index.php/istiqamah/article/view/458 <p><em>This study discusses the effect of repentance on akhlak in al-Ghazali's perspective. Humans are created with good and bad qualities in themselves. However, God only commands humans to always do good and forbid doing bad. Sufism comes as one solution in this regard. In Sufism there is a penitential station as the initial ladder to get close to God. The repentance seems to have a relationship with human actions, also called akhlak. Al-Ghazali is a Sufism figure who discusses this. Therefore, the writer examines the concept of repentance al-Ghazali and looks for how the effect of repentance in his framework. This study uses a qualitative method with Sufism approach and is included in the type of library research because the main object is books by al-Ghazali. Based on the research that the author has done, it is found that the concept of repentance al-Ghazali is returning from immorality to obedience and includes three things namely, science, circumstances, and charity. For him repentance is required to constantly remember humans are not free from sin, both small and large sins. Besides that, knowing the sins from which you must repent is also obligatory. Thus, someone will be able to repent perfectly accompanied by the conditions. Based on the concept of repentance al-Ghazali, according to the author has an influence on akhlak. If someone already knows his actions including bad deeds and sin, then he repents from it seriously and continuously, then he can become a habit. Then it can form traits that are embedded in the soul, giving rise to various good deeds done later easily and easily, without the need for thought and consideration. Thus it is called akhlak.</em></p> Neli Agustin ##submission.copyrightStatement## http://jurnal.iailm.ac.id/index.php/istiqamah/article/view/458 Wed, 16 Aug 2023 00:00:00 +0000 ANALISIS ONTOLOGI DAN AKSIOLOGI DZIKIR DALAM KITAB MIFTAHUS SHUDUR KARYA SYEKH AHMAD SHOHIBULWAFA TAJUL ARIFIN http://jurnal.iailm.ac.id/index.php/istiqamah/article/view/459 <p>Kemajuan peradaban manusia sudah sepantasnya memberikan kebahagiaan yang lebih banyak kepada manusia dalam hidupnya. Namun fakta yang terjadi tidak demikian. Di dalam Islam salah satu cara untuk menghilangkan perasaan tidak tenang adalah dengan dzikir mengingat Allah. Berkaitan dengan dzikir, hal tersebut kerap disebut dan bahkan dijelaskan dalam Kitab Miftahus Shudur karya Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin. Oleh karena itu, penulis mencoba menggali Kitab Miftahus Shudur yang berkaitan dengan dzikir dari segi ontologi dan aksiologi, yang nantinya dapat dijadikan pedoman manusia dalam memecahkan segala problema kehidupan dengan amaliah <em>dzikrullah</em> (mengingat Allah).</p> <p>Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan <em>(library research)</em>. Metode yang penulis gunakan adalah metode analisa deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan segala hal tentang tinjauan ontologi dan aksiologi dzikir. Sedangkan metode analitik digunakan untuk mengangkat pandangan Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin mengenai dzikir.</p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini bahwa ontologi dzikir dalam Kitab Miftahus Shudur ialah hati selalu hadir bersama Allah atau kekal hadirnya hati dengan Allah Ta'ala, dimana seorang mukmin akan lebih mendahulukan Allah dari apapun selain Allah. Selain itu dari tinjauan aksiologi, dengan berdzikir jalan menuju Allah (<em>wushul illa Allah</em>) akan lebih terang dan cepat bahkan segala penyakit hati termasuk lupa hati dengan Allah (<em>ghoflatun Ilallah</em>), gelisahnya hati atau ketidaktenteramnya qalbu dapat disembuhkan dengan amaliyah <em>dzikirullah</em>. Tak luput juga keimanan dari pengamal dzikir pun akan meningkat</p> Muhammad Iqbal Taufikur Rahman, Aceng Wandi Wahyudin, Muhamad Kodir ##submission.copyrightStatement## http://jurnal.iailm.ac.id/index.php/istiqamah/article/view/459 Wed, 16 Aug 2023 00:00:00 +0000 POLA PENDIDIKAN RUHANI TAREKAT QODIRIYAH NAQSABANDIYAH PONDOK PESANTREN SURYALAYA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK MAHASISWA http://jurnal.iailm.ac.id/index.php/istiqamah/article/view/716 <p>Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan tentang perlunya meningkatkan kualitas spiritual dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui jalur tarekat untuk membersihkan jiwa dari penyakit yang merusak al-Insan dalam hidupnya. Dan di Tarekat <em>Qodiriyah Naqsabandiyah</em> Pondok Pesantren Suryalaya, diajarkan untuk membersihkan penyakit hati yang merusak al-insan. Pola Pendidikan Rohani yang diterapkan untuk membersihkan penyakit hati adalah dengan Dzikir, Khotaman, Manaqib, Riyadhah, Ziarah, dan mandi malam (mandi taubat) biasa disingkat DKM SAZA MAN. Semua ajaran tersebut diterapkan kepada mahasiswa Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah Program Studi Tasawuf dalam rangka mendidik mahasiswa menjadi manusia yang baik dan berakhlak mulia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pola Pendidikan Kerohanian Pondok Pesantren <em>Qodiriyah Naqsabandiyah </em>dalam Pembentukan Akhlak Mahasiswa di Program Studi Tasawuf dan bagaimana implementasinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode yang menitikberatkan pada pengamatan secara mendalam. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian lapangan. Hasil Kajian Pola Pendidikan Kerohanian Tarekat <em>Qodiriyah Naqsabandiyah</em> Pondok Pesantren Suryalaya dalam Pembentukan Akhlak Mahasiswa di Prodi Tasawuf dapat membentuk akhlak mahasiswa menjadi baik, rendah hati, amanah, <em>qona’ah</em>, sabar, dan dermawan.</p> Ridwam Ridwanulloh, Nana Yusep ##submission.copyrightStatement## http://jurnal.iailm.ac.id/index.php/istiqamah/article/view/716 Wed, 16 Aug 2023 00:00:00 +0000 PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS RIYADHAH TAREKAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH SURYALAYA http://jurnal.iailm.ac.id/index.php/istiqamah/article/view/714 <p>Krisis moral disetiap lini kehidupan bangsa ini, menjadikan pemerintah berupaya agar tujuan pendidikan nasional tidak saja mencerdaskan kehidupan bangsa ini, namun juga berkarakter sehingga terciptalah manusia Indonesia yang cerdas dan berakhlakul karimah.</p> <p>Pendidikan karakter merupakan suatu upaya untuk membentuk karakter peserta didik menjadi lebih baik, berakhlak mulia sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan lingkungannya.</p> <p>Pendidikan karakter disetiap lembaga pendidikan metodenya berbeda, diantaranya di Pondok Pesantren Suryalaya para santri dan mahasiswa serta ikhwan/akhwat diharapkan dapat rutin melakukan riyadhah-riyadhah TQN Suryalaya, misalnya istiqamah rutin melaksanakan zikir TQN Suryalaya setiap habis sholat lima waktu, mengikuti khotaman tam (pembacaan aorad TQN Suryalaya) sepanjang malam setiap bulan,&nbsp; mandi malam selama 40 malam mulai jam 02.00 pagi kemudian dilanjutkan dengan qiyamullail dan zikir sampai menjelang sholat subuh, berpuasa, dll yang semua itu dampaknya dapat memberi pengaruh terahadap perubahan perilaku mereka menjadi lebih baik.&nbsp;</p> <p>Metodologi yang digunakan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut; 1) penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana penulis mengamati langsung ritual Riyadho TQN Suryalaya serta dampaknya bagi mereka yang rajin melakukan riyadho.&nbsp; 2) Tehnik pengumpulan data melalui pengumpulan dokumen, observasi, wawancara dan studi pustaka, 3) Prosedur penelitian antara lain; melakukan tahap persiapan seperti membuat questioner, kemudian melakukan obervasi, wawancara dan mengkaji ajaran TQN,&nbsp; 4) Menganalisis data setelah memperoleh data-data dengan melakukan langkah-langkah seperti mencatat data, analisis perkasus dengan melihat kategori jawaban subyek penelitian, selanjutnya melakukan analisis antar kasus untuk mendapatkan gambaran umum tentang pola dan hubungan antar kategori, 5) untuk memperoleh keabsahan data, maka penulis menggunakan metode triangulasi untuk memeriksa dan menetapkan validitas dengan menganalisa dari berbagai persfektif serta apakah penelitian secara akurat mencerminkan situasi dan didukung oleh bukti.</p> <p>Dari penelitian ini, ditemukan bahwa santri, mahasiswa atau ikhwan yang rutin melakukan riyadhah TQN Suryalaya akan memberi pengaruh terhadap perubahan perilakunya menjadi lebih baik.</p> Asriadi Rauf ##submission.copyrightStatement## http://jurnal.iailm.ac.id/index.php/istiqamah/article/view/714 Wed, 16 Aug 2023 00:00:00 +0000